“ WIDYA CASTRENA DHARMA SIDDHA “
Suatu rekor yang fantastis di tahun 2006 pada saat Skomenwa melaksanakan Pendidikan Dasar sampai dengan 7 gelombang yang hanya membuat semua orang tertawa dan menertawakan kebijakan pimpinan yang tidak mengedepankan unsur kepantasan dan mengesampingkan aturan yang ada. Kegiatan yang terjadi dari tahun ke tahun hanya Diksar dan Diksar saja tanpa ada keinginan untuk melaksanakan Diklat lanjutan seperti Dinas Staf dan Suskalak ataupun sampai kepada jenjang Suskapin sehingga janganlah heran jika kader-kader Mahawarman sekarang lebih apatis, dan tidak peka terhadap ATHG yang mengancam Organisasi Menwa di tingkat satuan sampai dengan Skomenwa karena pola pikir yang dibentuk dari Pendidikan Dasar sama sekali tidak cukup untuk membuat seorang Anggota Mahawarman menjadi lebih peka, dapat menganalisa dan membuat konsep yang baik untuk kemajuan Organisasi.
Beberapa staf yang sekarang sudah menjadi mantan pernah mengkritisi kebijakan yang diambil Kasmen untuk membiarkan beberapa satuan melaksanakan Diksar mandiri dengan lisensi dari Rindam atas pengajuan Skomenwa, kebijakan yang sarat dengan KKN. Sangat memalukan… Dalam catatan saya ada Yon 1 ITB, Yon 2 Unpad, Yon 3 Unpar dan Kompi BS UIN bergabung dengan Unsil Tasikmalaya menyelenggarakan Diksar di luar Gelombang yang wajar sehingga terjadi rekor Diksar 7 kali di tahun 2006, sungguh suatu pembuangan anggaran, tenaga dan pikiran. Rekan-rekan anggota bisa membayangkan betapa sibuknya yang menjadi Staf pada saat itu jika hampir setiap bulan harus membuat Renlat dan meninjau
Kenapa ini bisa terjadi??? Menurut sumber Blog JAM yang dapat dipercaya, untuk pelaksanaan Diksar yang wajar saja bisa menghabiskan dana lebih dari 10 Juta per gelombangnya, dana itu dipakai dari awal pengajuan Renlat (yang kadang harus ada uang pelicinnya minimal pulsa kepada para pejabat Kodam & Rindam untuk bisa disetujuinya Renlat tersebut), transportasi pendidikan, Biaya pendidikan yang harus di setorkan ke Rindam/Dodik, Biaya Latganda, Kebutuhan Kolat, dan Hal-hal yang diluar dugaan bisa terjadi misalnya jika ada siswa cedera atau sakit. Nah itu yang wajar, kalau yang kurang ajar seperti Batalyon-Batalyon yang Diksar mandiri, sudah jelas uangnya lebih kurang ajar daripada hal yang wajar, menurut Sumber Blog JAM untuk Diksar Yon 1 ITB menghabiskan dana diatas 40 Jt, untuk Yon 2 dan Yon 3 diatas 20 Jt. Wuih, angka yang sangat fantastis untuk level satuan.
Kebodohan ini terjadi lagi pada tahun 2007, Yon 2 Unpad bersikeras ingin Diksar mandiri, dan lagi-lagi Kasmen masih mengijinkan tanpa mau mendengarkan aspirasi dari para Staf nya, sungguh hal yang sangat memalukan dan cukup menjengkelkan para pelatih di Dodik Bela Negara karena mereka kena getahnya harus melaksanakan tugas yang sangat bodoh ini dengan menyelenggarakan Diksar dengan jumlah siswa hanya 6 orang saja dan dilaksanakan di luar ksatrian karena Dodik saat itu masih di rehab. Jumlah hari dipadatkan menjadi 8 hari, apakah ini dapat di benarkan?? Apakah harus diakui sebagai anggota Mahawarman?? Layakkah diberikan KTA?? Wajarkah keputusan ini?? Keputusan ini kalau kita analisa masih sangat berpihak kepada Satuan asal dari Kasmen YSM, selayaknya jika kita sudah menjabat di Skomenwa Mahawarman seharusnya segala kebijakan yang diambil harus mewakili seluruh kebutuhan Satuan Mahawarman di tingkat bawah, dan kepentingan satuan asal menjadi hal yang nomer akhir dari segala prioritas kebijakan yang ada. Bukan begitu rekan-rekan???
Yang perlu menjadi catatan, Dana APBD yang dikucurkan ke Mahawarman bukan hanya untuk satuan-satuan tertentu saja tetapi untuk seluruh satuan di Jawa Barat, bukankah jika dana-dana itu bisa dialihkan ke kegiatan yang lain misalnya Diklat lanjutan seperti Dinas Staf, Suspelat, Suspolmen, Sus SAR, ataupun Suskalak dan Suskapin akan lebih bermanfaat daripada hanya berkutat di Diksar dan Diksar saja.
Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) atas dana-dana yang telah digunakan sampai saat ini tidak jelas peruntukannya dan tidak pernah diketahui oleh Satuan-satuan, jangankan satuan, para Staf di Skomen pun tidak ada yang tahu kecuali Kasmen dan Aslog * (Sumber dari mantan-mantan Staf Skomenwa dan Staf yang masih menjabat Periode Kasmen YSM) Satu hal yang tidak wajar dalam sebuah organisasi Mahawarman jika masih ada sekat-sekat yang tertutup dan tidak bisa diketahui oleh anggotanya sendiri. Patut di pertanyakan !!
Tanggal 19 November 2007 Diksar akan dilaksanakan kembali, menurut sumber dari website mahawarman.org bahwa Diksar kali ini akan di gratiskan, satuan hanya dibebankan biaya sebesar 72ribu seperti yang saya baca dari surat edaran di salah satu satuan di luar bandung. Dari sumber Blog JAM di gedung sate mengatakan bahwa dana APBD untuk Mahawarman akan cair pada minggu pertama bulan November dengan nominal yang sangat fantastis, rekan-rekan bisa menebak untuk Diksar yang digratiskan dana yang dibutuhkan pasti tidak sedikit. Jangan terlena dengan gratisnya, tapi yang patut diwaspadai kemana uangnya akan mengalir?? Berapa uang yang akan cair tersebut, walaupun saya tahu nominalnya saya rasa tidak etis kalau harus menyebutkan secara terbuka di Blog JAM ini jadi bagi rekan-rekan Anggota Mahawarman yang merasa terusik silahkan anda cari tau sendiri, tajamkan kepekaan anda, lakukan unsur Lidik Staf 1, tunjukkan potensi anda, kalau anda baru Diksar saja, mungkin ada istilah yang anda kurang paham, makanya saya sarankan anda Diklat lanjutan… Hehehe…
Diksar bukanlah akhir dari pengabdian anda di Mahawarman, kegiatan-kegiatan yang lain ataupun pendidikan lanjutan akan sangat berharga dan membentuk anda menjadi Manusia yang tangguh, tanggon, dan trengginas dan siap menghadapi kehidupan yang sebenarnya di Masyarakat. Disitulah kita ditempa dan membentuk pola pikir Ksatria Mahawarman.
Info ini 1000 % bisa dipercaya, Silahkan anda nilai kebenaran nya. Selamat mencari kebenaran sejati untuk kemajuan Organisasi tercinta ini, Mahawarman…!!!